Ilustrasi Gambar |
Hafizh Quran Indonesia- Jasad Nabi Muhammad SAW. Di kubur satu hari setelah wafat. Penguburan nabi Muhammad terjadi pada Selasa siang hari dengan umurnya mencapai 63 tahun. Jasad Nabi Muhammad dimandikan tanpa dilepas pakaian yang beliau kenakan. Adapun yang memandikan jasad beliau ialah keponakannya sendiri yakni Ali Bin Abi Thalib yang dibantu dengan Al Abbas dan Al Fadhl putranya Al Abbas, dan air yang dipakai ialah air yang berasal dari sumur Ghars yang terdapat di Quba.
Dalam pemasangan kain kafan terhadap baginda Nabi yaitu dengan menggunakan 3 lembar kain putih yang berbahan katun. Kain kafan tersebut tidak di gunakan sebagai baju jubah dan penutup kepala Nabi Muhammad SAW. Setelah proses mengurus jenazah Nabi telah usai, kemudian jasad beliau di letakkan di atas ranjang rumah Nabi SAW dan Siti Aisyah. Yang tempat itulah nantinya menjadi lokasi pemakaman jasad mulia.
Sempat terjadinya musyawarah tentang “Dimanakah Jasad Nabi akan di kebumikan?”. Ada yang berpendapat supaya jasad beliau dikuburkan di Makkah, ada pula yang mengusulkan di kota lain yakni Baitul Maqdis di Palestina.
Lalu Sayyidina Abu Bakar teringat bahwa Nabi pernah Mengatakan bersabda “ Tidak ada seorang nabi pun yang meninggal kecuali dikuburkan di tempat dimana ia menghembuskan nafas terakhirnya”, Ali Bin Abi Thalib membenarkan hal tersebut.
Maka setujulah semua orang tentang lokasi dimana Nabi di makamkan di kamar beliau dengan Siti Aisyah. Abu Thalhah Zaid Bin Sahal Al Anshari menggali di bawah tempat Rasulullah SAW wafat.
Ada empat orang yang turut memasukkan jasad mulia tersebut ke dalam tanah bumi. Mereka yaitu Ali Bin Abi Thalib, Al Abbas, Al fadhl, Dan Qustsam Bin Abbbas. Muawiyah yang menyaksikan hal tersebut sangat teramat berduka hatinya atas kepergian Nabi SAW.
Muawiyah lantas secara diam diam menjatuhkan cincinnya ke atas jasad nabi SAW. Maka ketika jasad beliau akan di tutupi oleh tanah, Muawiyah berkata “Cincin ku terjatuh kedalam sana, izinkan aku untuk mengambil cincinku itu”.
Ali Bin Abi Thalib pun memberi izin pada Muawiyah untuk segera mengambil cincin tersebut.
Ketika Muawiyah sudah berada di dalam liang lahat Rasulullah SAW, ia tidak hanya mengambil cincinnya. Tapi ia juga mencium kening Nabi SAW. Setelah itu, ia langsung naik kembali ke atas.
Dalam proses pemakaman Nabi turut pula hadir Mughirah Bin Syu’bah. Ternyata ia melihat apa yang telah dilakukan oleh Muawiyah. Maka terbesit dalam pikiran Syu’bah untuk melakukan hal yang sama yang di lakukan oleh muawiyah tersebut.
Mughirah lantas sengaja menjatuhkan cincinnya ke dalam liang lahat Rasulullah SAW. Maka Mughirah meminta kepada Ali Bin Abi Thalib agar diizinkan untuk mengambil cincinnya.
Ali Bin Abi Thalib akhirnya membolehkannya. Maka turunlah Mughirah ke dalam liang lahat , dan menemui kembali jasad Nabi SAW sekali lagi.
Mughirah berkata "Sungguh, aku ingin sekali menjadi manusia terakhir yang menyentuh jasad Rasulullah SAW,".
Ketika selesai liang lahat itu ditimbun oleh tanah, Bilal bin Rabah yang telah membawa bejana kemudian memercikkan air di atas kubur itu. Dari arah kepala, dia lantas menaburi kuburan Nabi SAW dengan batu kerikil yang ia dapat dari halaman rumah nabi. Terakhir, kuburan Nabi SAW ditinggikan sedikit dari permukaan tanah, perkiraan satu jengkal dari permukaan tanah.
Dikutip dari republika.co.id