Ilustrasi Gambar |
Ibu adalah bidadari tak bersayap yang rela memberikan seluruh cintanya. Ibu adalah sandaran bagi anak-anaknya ketika anak-anaknya terpuruk. Ibu adalah sosok yang hebat dalam keluarga. Nama saya Tati Rukmanah. Saya anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan suami istri yang menikah 22 tahun yang lalu. Serang adalah kota tempat saya dilahirkan setelah ibu saya mengandung selama 9 bulan. Ada perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar ketika ibu saya ingin melahirkan saya.
Saya adalah cucu pertama dari keluarga ibu saya, cucu yang dinantikan. Ibuku adalah tipe orang yang sangat susah makan, meski tahu dia hamil, dia tetap ngotot menahan lapar. Ibu saya memiliki berat badan yang cukup kecil yaitu 43kg.
Semakin besar perutnya, semakin sulit baginya untuk meraih sesuatu, karena bobot tubuhnya yang sangat kecil. Ketika saya ingin dilahirkan, ibu saya merasakan sakit yang sangat dalam. Kontraksi demi kontraksi muncul setiap beberapa menit menandakan ibu saya akan segera melahirkan.
Langsung saja ibu saya dibawa ke bidan terdekat oleh ayah dan keluarga ibu saya. Perasaan senang, sedih, khawatir bercampur jadi satu karena cucu yang mereka nantikan akan segera hadir di antara mereka. Semoga cucu dan bunda selamat dan sehat tanpa kekurangan sedikitpun.
Namun, ada satu kejadian yang membuat saya sulit lahir yaitu berat bayi dalam kandungan yang terlalu besar mencapai 4,2 kg. Sedangkan ibu saya memiliki tubuh yang cukup kecil sehingga tidak bisa mengejan sekalipun. Sudah jam 5 sore tapi ibuku masih belum bisa melahirkanku.
Cara demi cara dilakukan oleh bidan untuk segera mengeluarkan saya dari perut ibu saya. Selain berat, saya memiliki rambut yang tebal dan cukup panjang sehingga ibu saya merasa sakit saat mengejan.
Beberapa menit berlalu tetapi upaya untuk melahirkan saya belum berhasil. Cara terakhir yang digunakan bidan adalah dengan menarik kepala saya menggunakan alat vakum yang tentunya aman digunakan. Perbedaan pendapat antar keluarga mulai terdengar oleh ayah saya, namun ayah saya tetap harus mengambil keputusan untuk menyelamatkan saya dan ibu saya.
Jika tidak segera mengambil keputusan, antara ibu dan anak akan ada yang tidak aman, atau mungkin keduanya tidak bisa selamat. Karena saat itu ibu saya sudah mulai kehabisan oksigen dan tidak berdaya untuk mulai mengejan lagi. Oleh karena itu ayah saya memutuskan untuk bidan segera mengeluarkan saya menggunakan alat.
Tidak lama setelah itu, saya juga bisa lahir. Bayi yang cukup sulit dilahirkan akhirnya bisa lahir dengan selamat. Setelah melahirkan, ibu saya masih belum bertenaga karena lelah mengejan terlalu lama.
Ibu, engkau adalah bidadari yang memiliki hati selembut sutera. Berkat perjuangan dan pengorbanan kalian, aku bisa lahir dengan selamat dan bisa merasakan kasih sayang ayah dan ibuku hingga saat ini. Ibu, aku hanya ingin berterima kasih, engkau telah mengambil resiko melahirkanku dan membesarkanku dengan sepenuh hati.
Ibu, aku berjanji akan membuatmu bangga padaku atas apa yang telah aku dapatkan di masa depan. Aku akan mengganti rasa lelah itu dengan perasaan bahagia yang belum pernah kamu rasakan sebelumnya. Karena, kamu adalah malaikatku. Ibu adalah segalanya bagiku.
Dikutip dari kumparan.com