Ilustrasi Gambar |
Sampai sampai aku temukan tempat untuk bisa menghafal serta mempelajari Al-Qur'an, dan juga dalam membenarkan bacaanku yang kukira selama ini bacaan Al-Qur'an ku sudah benar. Putri bungsu dari 3 bersaudara ini berbeda dari saudara lainnya, yang ketika lulus sekolah dilanjut dengan kuliah ditempat yang diinginkan. Memiliki impian yang berbeda dari saudaranya yaitu putri bungsu ini justru bercita-cita menjadi penghafal Al-Qur'an, dia tahu bahwa banyak kebaikan di setiap huruf Al-Qur'an, dia tahu bahwa menghafal Al-Qur'an memang tidak mudah, tapi jika balasannya surga maka tidak jadi masalah.
"Mah, aku ga kuliah dulu ya, aku mau ngafalin Al-Qur'an aja," rayuku ke Mamah.
"Kenapa, Neng?" tanya mamah kebingungan.
"Aku pengen tenang dulu dari hiruk pikuk orang-orang yang terus mengejar dunia" jawabku, "Aku pengen ngasih yang lebih baik buat mamah dan bapak di akhirat nanti,"
"Tapi kamu yakin kamu bisa mengkhatamkan al-Qur'an?" tanya Mamah
“InsyaAllah, Mah" meyakinkan Mamah, "Jika ada kemauan insya Allah pasti ada jalan" ucapku.
Kalimat itulah yang menjadi penyemangat untukku dan membuatku terdorong agar terus menghafal al-Qur'an dan kudapatkan tempat yang mendukung untuk belajar dan menghafalkan al-Qur'an, ustadzah yang tak henti-hentinya terus memberikan motivasi dan masukan di setiap langkahku, teman teman yang saling bahu membahu untuk terus berjuang demi mendapatkan apa yang selama ini kami cita-citakan. HAQIN, sebagai tempat yang menyatukan kami atas izin Allah SWT kami dengan budaya dan suku berbeda-beda disatukan ditempat ini dengan tujuan yang sama, yaitu untuk menjadi sang penjaga Al-Qur'an.
Dulu, sewaktu aku masih duduk di Madrasah Aliyah (MA) guruku pernah berkata, "Menghafal itu harus dengan cinta. Kenapa? Karena sesuatu yang dilandasi dengan cinta pasti akan dijaga sepenuh hati,". Itulah yang menjadi kekuatanku selama ini untuk tetap bertahan menghafal Al-Qur'an. Seusai mondok aku sudah memiliki bekal yaitu sudah hafal 7 juz, lalu sekitar 10 bulan belajar di HAQIN atas izin Allah aku dapat mengkhatamkan Al-Qur'an.
Banyak sekali pengorbanan dan jerih payah yang aku lakukan untuk bisa mengkhatamkan Al-Qur'an, sewaktu menghafal kadang tidak bisa masuk-masuk hafalannya. Pernah suatu ketika suaraku hampir habis karena selalu mengulanginya dan akhirnya jatuh sakit.
Aku menggunakan Qur’an yang memiliki terjemahan per-kata. Dengan mengerti arti dari ayat surat yang dihafal tentu ini menjadi lebih mudah bagiku saat proses menghafal. Seiring berjalannya waktu, aku tersadar bahwa tidak hanya mendapatkan banyak pahala, kegiatan menghafal Al-Qur’an bahkan membawa seseorang menjadi ahlullah.
Awalnya, aku mengira sedang berusaha untuk menghafal Al-Qur'an agar bisa kujaga. Pada akhirnya aku sadar bahwa hafalan tersebut yang pada akhirnya menjaga aku dari berbagai perbuatan negatif.
Terimakasih telah membersamai kehidupanku, untukmu Al-Qur'an.
Dikutip dari Neng Putri, salah satu santri Hafizh Quran Indonesia