Ilustrasi Gambar |
“Sesungguhnya matahari tak pernah ditahan untuk seorang manusia manapun, selain untuk Nabi Yusya karena di hari tersebut beliau melakukan perjalanan menuju Baitul Maqdis”. [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (2/325) dari Abu Hurairah).
Kisah ini bermula ketika terjadi peperangan untuk merebut Baitul Maqdis. Nabi Yusya adalah seorang nabi yang diutus oleh Allah SWT setelah Nabi Musa. Nabi Yusya berasal dari golongan Bani Israil, sama seperti nabi Musa dan nabi Harun. Dikisahkan dalam Kisah Para nabi dari Ibnu Katsir, nama Yusya dikisahkan secara samar-samar dalam Al-Qur'an dan surat Al-Kahfi. “Dan (Ingatlah) ketika Musa berkata muridnya.” (QS: Al-Kahfi). Ibnu Katsir meyakini bahwa murid nabi Musa itu merupakan Nabi Yusya yang memiliki nama lengkap Yusya’ bin Nun bin Ifrayim bin Yusuf bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim.
Nabi Yusya sendiri memiliki garis sejalur dengan dari Nabi Ibrahim. Selain menjadi Nabi bagi Bani Israil, Nabi Yusya dikenal sebagai seorang panglima perang. Waktu itu, Nabi Yusya ingin mengambil alih Baitul Maqdis atau Masjidil Aqsa dan Palestina yang saat itu daerah tersebut masih dikuasai oleh pihak kelompok yang zalim.
Waktu perebutan, peperangan tidak bisa terelakkan. Ketika segala kekuatan sudah dikeluarkan untuk memenangkan peperangan, tetapi muncul prediksi jika pasukan Nabi Yusya akan mengalami kekalahan.
Tidak terima jika sampai peperangan di menangkan oleh musuh, Nabi Yusya pun berdoa kepada Allah SWT agar jangan sampai peperangan tersebut sampai pada hari berikutnya.
Sebab ia mengetahui, jika malam tiba, pasukannya akan kalah dan tujuan untuk mengambil alih Palestina akan pupus begitu saja.
Waktu itu bertepatan dengan hari Jumat dan telah masuk waktu Ashar, pertanda bahwa tak lama lagi malam akan tiba. Nabi Yusya pun berdoa seraya menengadahkan wajahnya ke atas langit dan berdoa
"Ya Allah, tahanlah Matahari untuk kami semua,” doa Nabi Yusya.
Usai berdoa, ia pun meminta kepada Allah supaya Matahari berhenti berputar dan tidak tenggelam dahulu.
Doa itu didengar oleh Allah SWT, dan tiba-tiba saja Matahari tidak jadi tenggelam dan waktu seakan berhenti sejenak dan hari tidak jadi berganti malam. Perang pun akhirnya dimenangkan oleh pasukan Nabi Yusya. Dengan taktik yang cerdik, ia mampu memanfaatkan pasukan pilihan yang ia pilih sendiri untuk membebaskan Baitul Maqdis.