Ulfa Dwi Hastuti, biasa dipanggil Ulfa. Perempuan berusia 20 tahun yang merupakan salah satu anak milenial asal Bekasi. Meninggalkan kuliah di semester III karena masalah biaya, lalu ia mencoba mencari kerja ke berbagai tempat dan akhirnya diterima mengajar di sebuah bimbel SD dan SMP.
Belum lama mengajar ia mendapat informasi mengenai program Karantina Hafizh Qur'an Indonesia dari salah seorang gurunya.Berbekal gaji pertama mengajar, ia mantapkan tekadnya untuk berangkat. Dia ingin menyempurnakan hijrahnya dengan menghafal Al-Qur’an.
Fase karantina dilalui dengan berat. Ia sering merasa grogi
saat talaqqi maupun setoran, badan gemetar, tubuh berkeringat, bahkan sampai
sulit untuk melafalkan ayat Al-Qur'an. Sehingga apa yang sudah dihafalkan
hilang saat disetorkan.
Sempat berpikir untuk menyerah dan mengatakan tidak sanggup,
bertambah dengan sakit di pinggang belakangnya yang kembali kambuh.
"Kenapa Allah berikan sakit ini padahal Ulfa sedang menghafal
Al-Qur'an," katanya bertanya kepada musyrifah dan teman-teman santri yang
lain.
Musyrifah mengingatkan, agar semuanya diserahkan ke Allah.
Bahwa inilah ujiannya bagi para penghafal Al-Qur’an. "Sakit itu bisa jadi
adalah detoks-nya, jadikanlah sebagai wasilah agar dimudahkan dalam proses
menghafal." Terketuk dengan perkataan Musyrifahnya ia bangkit dan bertekad
untuk tidak mengeluh dan berazzam untuk menuntaskan hafalannya.
Pada tanggal 23 September 2018 menjelang dzuhur, Ulfa menjadi
santri akhwat pertama yang menyelesaikan hafalan menjadi Hafizhah 30 Juz.
Allahu Akbar!!! "Saya berpikir, biarkan saja sakit ini
agar Saya bisa terus bersungguh-sungguh dengan Al-Qur'an, karena kenikmatannya
dapat mengalahkan rasa sakit itu," tangisnya.
Subhanallah Walhamdulillah. Semoga Allah berikan keberkahan untuk Ulfa dan kepada orang tua yang terus berdoa tiada henti.
***