Lelaki buta ini sebetulnya tidak bermaksud mengganggu pertemuan Rasulullah SAW dengan pembesar Quraisy yang sudah berada di rumah Nabi SAW. Benar-benar ia tidak mengetahui saat itu. Langsung saja ia masuk ke rumah Nabi, mengucap salam dan bertanya dengan kalimat yang singkat dan sederhana.
"Ya Rasulullah, aqrini wa 'allimni mimma 'allamakallah," tanyanya.
Wahai utusan Allah, bacakan dan ajarkan kepadaku apa-apa yang telah diajarkan Allah kepadamu.
Suasana menjadi hening sesaat. Tamu-tamu menghentikan dialog mereka. Sejurus kemudian mereka melanjutkan kembali dengan serius. Dalam keadaan itulah Nabi Muhammad SAW tidak memperhatikan apa yang telah diucapkan lelaki buta itu.
Karena tidak mengetahui suasana, sambil menunggu suara Nabi SAW menjelaskan apa yang diharapkannya, maka ia mengulang lagi pertanyaan yang sama sampai beberapa kali. "Aqrinii wa 'allimni mimma 'allamakallah ya Rasulullah," lelaki itu bertanya.
Tentu saja dialog Rasulullah menjadi terganggu dengan interupsi seperti itu. Rasulullah SAW lalu memalingkan wajahnya dari lelaki buta itu. Dengan muka masam dan kening mengkerut, beliau meneruskan dialognya dengan pemuka-pemuka Quraisy. Beliau sama sekali kurang memperhatikan apa yang diucapkan lelaki itu.
Selesai dialog dan para tamu istimewa pulang, Nabi ditegur oleh Allah SWT dengan surat 'ABASA.
1. 'Abasa watawallaa,
Telah bermuka masam dia dan berpaling
2. an jaa-ahu al-a'maa,
Ketika datang kepadanya seorang yang buta (matanya)
3. wamaa yudriika la'allahu yazzakkaa,
Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa)
4. aw yadzdzakkaru fatanfa'ahu aldzdzikraa,
Atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfa'at kepadanya?
5. ammaa manis taghnaa,
Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup
6. fa-anta lahu tashaddaa,
Maka kamu melayaninya
7. wamaa 'alayka allaa yazzakkaa,
Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman)
8. wa-ammaa man jaa-aka yas'aa,
Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran)
9. wahuwa yakhsyaa,
Sedang ia takut kepada (Allah)
10. fa-anta 'anhu talahhaa,
Maka kamu mengabaikannya
11. kallaa innahaa tadzkiratun,
Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan
12. faman syaa-a dzakarahu,
Maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya
Sangat dalam dan menyayat hati teguran tersebut dirasakan oleh Rasulullah SAW. Seketika itu juga tanpa menunggu, Nabi melayani lelaki buta itu. Menanyatakan dengan kata-kata yang lembut serta memberi hormat dan rasa kasih sayang kepadanya.
Siapakah lelaki buta itu sebenarnya? Dialah sahabat Nabi SAW yang bernama Abdullah bin Ummi Maktum.
Semenjak peristiwa itu, apabila Rasulullah SAW bertemu dengan Abi Ummi Maktum, beliau selalu mengucapkan salam istimewa, "Ahlan biman atabani fihi Rabbi". Selamat datang wahai sahabatku yang menyebabkan aku ditegur oleh Tuhanku.
Demikian juga apabila berpisah, Nabi SAW selalu menanyakan keperluan Abi Ummi Maktum. "Ma hajatuka hal turidu min syai?". Apakah yang engkau inginkan, adakah sesuatu yang engkau kehendaki?
*dari buku Lelaki Buta dari Surat 'Abasa, karangan Djamaluddin Ahmad al-Buny