Ilustrasi |
Namanya Siti Hartina, akrab
dengan panggilan "kak Sihan" karena singkatan dari nama panjangnya.
Pada hari itu, ia dan juga teman-teman
seperjuangan sedang menjalankan rutinitasnya sebagai santri karantina tahfizh. Dengan kesibukan yang mudah dibayangkan
namun sulit diterapkan karena hanya sang pejuang tangguhlah yang mampu
mengarungi rutinitas itu. Dari mulai terdengarnya ayam berkokok hingga munculnya suara hutan yang ditemani indahnya
bulan dan bintang. Ya, agenda karantina memang amat padat.
Pada hari itu KBM masih sama seperti biasanya. Dengan target tilawah, murojaah lama, murojaah baru dan juga tasmi'. Namun terasa seperti ada yang
berbeda pada malam harinya, semua santri terlihat begitu lelah dengan kegiatan
pada hari itu. Sampai pada kegiatan akhir pada hari itu yakni istirahat. Semua santripun bergegas mengantre kamar mandi
untuk melaksanakan
ritual bersih-bersih sebelum tidur.
Saat itu kak Sihan sudah mulai terlelap setelah selesai tasmi', sedangkan santri yang lain masih melakukan kesibukannya
masing-masing. Ditengah heningnya suasana, tiba-tiba terdengar suara lantunan
ayat suci Al-Qur'an yang begitu jelas. Mereka yang ada di ruangan itupun merasa terkejut, karena
ternyata itu suara kak Sihan yang sedang mengigau, merekapun saling menatap dan tertawa. Tak lama kemudian mereka penasaran
dengan ayat yang dilantunkan oleh kak Sihan. Akhirnya, mereka berbondong menuju
kamar kak Sihan dan iseng untuk bertanya "Terus lanjutannya?". Dan
hal yang tak diduga pun terjadi, bahwa kak Sihan menjawab pertanyaan itu dengan
sambungan ayat yang tadi dilantunkan (QS. Ali-Imran:30),
merekapun tertawa geli menyaksikan kejadian itu dan kak Sihan terus mengulangi lantunan ayat tersebut sampai berkali-kali.
MasyaAllah, itulah lelahnya santri yang tak
pernah lepas kesehariannya dari Al-Qur’an. Ditengah
lelap tidurnya pun masih memastikan bahwa ayat-ayat suci-Nya tetap harus
terangkai dengan baik dan benar.
Namun bagaimana dengan kita yang sering lupa
akan waktu yang harus kita sisihkan setiap detiknya untuk Al-Qur'an?
Karena sesungguhnya akan menjadi sebuah musibah, dikala kita mendapatkan kesenangan dunia, sementara kita jauh dari-Nya dan kitab-Nya. Dan merupakan sebuah karunia, dikala kita mendapatkan sesuatu yang membuat kita semakin dekat dengan-Nya dan juga kitab-Nya.
Arrahma Ramadhyna Dennyka, Al-Hafizhah
Jum'at 1 Mei 2020