Meninggalkan kota kelahiran yang begitu banyak kenangan demi mencapai tujuan mulia, menjadi salah seorang dari deretan para penjaga kalam Nya, yang mengharuskan diri ini mengikhlaskan segalanya. Termasuk wisuda sarjana yang telah di tunggu lebih kurang dari 4,5 tahun lamanya. Sesungguhnya dengan mengejar akhirat insya Allah dunia akan mengikuti, itulah salah satu prinsipku. Hingga akhirnya persiapan merantau ke pulau seberang dimudahkan segala urusannya.
Kepergian ini menyisakan tangisan kebahagiaan bagi sanak keluarga maupun semua kerabat. Perjalanan ini tidak mudah, ujian demi ujian mulai menyapa. Dipertengahan perjalanan (read: transit), maskapai yang kan membawaku menjadi para penjaga kalam-Nya telah meninggalkan bandara. Kelalaian ini membuat diri ini banyak intropeksi diri dan beristighfar, tentu ada hikmah dibalik kejadian ini.
Proses menghafal kalam-Nya itu buka perihal kepandaian, ini perihal antara diri ini dengan Allah Swt. Banyak proses yang dilalui disini, mulai dari proses tilawah 40x dalam 1 hari / 14 juz, ini tidak mudah, berat, iya berat memang yang sesuatu yang hadiahnya Surga tidak bisa diperoleh dengan mudah.
Ujian demi ujian terus menghampiri, mulai rasa ngantuk, malas, bosan, dll.
Alhamdulilah, khatam sudah 40x tilawah Al-Qur’an.
Lihat, semua ujian-ujian itu bisa diri ini melewatinya. Seperti yang Allah katakan “Ujian itu diberikan sesuai dengan kadar kesanggupan hamba-Nya”, jadi tidak perlu khawatir karena janji Allah itu pasti, bahwasannya “Setelah kesulitan pasti ada kemudahan” (QS. Asy-Syarh: 5 & 6)
Bacaan 40x sangat membantu sehingga memudahkan lisan ini dalam menghafalkannya.
Dalam proses menghafal ini ujian masih silih berganti menghampiri, mulai dari tidak mencapai target, bisikan-bisikan maut (hihihi).
Tapi yang harus ditanamankan dalam diri ini, tidak ada kerugian dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an. Allah itu tidak melihat hasilnya, setiap proses kita dalam menggapainya dan keistiqomahan kita dalam mencapainya.
Alhamdulilah ‘Alakulihal, tepat dihari ke 59 Allah Swt memberikan izin kepada diri ini untuk menyetorkan 3 surah terakhir Al-Qur’an, yang berarti sudah 1 mushaf diri ini menghafalkannya. Cucuran rasa syukur atas nikmat dan kesempatan yang Allah berikan kepada diri ini, sehingga air mata ini tidak henti-hentinya mengalir, bak air terjun menuju hilir.
Rasa syukur tak terhingga atas kesempatan yang Allah titipkan dan Allah selipkan lewat perantara Hafizh Qur’an Indonesia sehingga diri ini bisa menjadi salah seorang dari para penjaga kalam-Nya. Terima kasih kepada kedua orang tua, Abang, Kakak, Adik-adik serta terimabkasih tak henti-hentinya kepada donatur, Ustaz, Ummi, Ustazah, Ammah-ammah.
Eiitts…. Tunggu-tunggu, perjuangan ini belum selesai sampai disini. Perjuangan sebenarnya baru dimulai yaitu menjaga hafalan dan mengamalkannya. Ini ujian yang sangaaaaat berat, lelah pasti, karena sesungguhnya muroja’ah adalah tugas kita seumur hidup, karena tidak ada istirahat selain di Surga-Nya.
Bandung, 04 Februari 2020
Ihdal Husnayain, Al-Hafizhah
Lihat, semua ujian-ujian itu bisa diri ini melewatinya. Seperti yang Allah katakan “Ujian itu diberikan sesuai dengan kadar kesanggupan hamba-Nya”, jadi tidak perlu khawatir karena janji Allah itu pasti, bahwasannya “Setelah kesulitan pasti ada kemudahan” (QS. Asy-Syarh: 5 & 6)
Bacaan 40x sangat membantu sehingga memudahkan lisan ini dalam menghafalkannya.
Dalam proses menghafal ini ujian masih silih berganti menghampiri, mulai dari tidak mencapai target, bisikan-bisikan maut (hihihi).
Tapi yang harus ditanamankan dalam diri ini, tidak ada kerugian dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an. Allah itu tidak melihat hasilnya, setiap proses kita dalam menggapainya dan keistiqomahan kita dalam mencapainya.
Alhamdulilah ‘Alakulihal, tepat dihari ke 59 Allah Swt memberikan izin kepada diri ini untuk menyetorkan 3 surah terakhir Al-Qur’an, yang berarti sudah 1 mushaf diri ini menghafalkannya. Cucuran rasa syukur atas nikmat dan kesempatan yang Allah berikan kepada diri ini, sehingga air mata ini tidak henti-hentinya mengalir, bak air terjun menuju hilir.
Rasa syukur tak terhingga atas kesempatan yang Allah titipkan dan Allah selipkan lewat perantara Hafizh Qur’an Indonesia sehingga diri ini bisa menjadi salah seorang dari para penjaga kalam-Nya. Terima kasih kepada kedua orang tua, Abang, Kakak, Adik-adik serta terimabkasih tak henti-hentinya kepada donatur, Ustaz, Ummi, Ustazah, Ammah-ammah.
Eiitts…. Tunggu-tunggu, perjuangan ini belum selesai sampai disini. Perjuangan sebenarnya baru dimulai yaitu menjaga hafalan dan mengamalkannya. Ini ujian yang sangaaaaat berat, lelah pasti, karena sesungguhnya muroja’ah adalah tugas kita seumur hidup, karena tidak ada istirahat selain di Surga-Nya.
Bandung, 04 Februari 2020
Ihdal Husnayain, Al-Hafizhah